Aini
Aminatul Faizah (130731615682)
Miftakhul
Khassanah (130731615748)
MEMAHAMI CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT
PADA ZAMAN PRAAKSARA
|
Satuan
Pendidikan
|
Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Ngawen
|
|
Mata
pelajaran
|
Sejarah
Indonesia
|
|
Kelas/Semester
|
X/1
|
|
Materi
Pokok
|
Indonesia
Zaman Praaksara: awal kehidupan Manusia Indonesia.
|
|
Sub Materi
|
Kehidupan
Masyarakat pada zaman Praaksara.
|
|
Alokasi
Waktu
|
2 x 45
menit (90 menit)
|
PETUNJUK
BELAJAR/PETUNJUK KHUSUS
a.Baca dengan cermat seluruh materi sebelum anda mengerjakan tugas
b.Kerjakan setiap tugas sesuai
langkah-langkah yang telah ditentukan
c.Baca pula buku yang menunjang untuk
mengerjakan tugas ini sebagai rujukan dalam melakukan analisis.
d.Konsultasikan atau diskusikan kepada
guru jika menemui permasalahan atau kesulitan dalam mengerjakan tugas atau
memahami materi.
f. Konfirmasikan hasil analisis dalam
kelas.
g. Mintalah kelompok lain untuk memberi
masukan kepada tugas kelompok kalian.
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi
Dasar
1.1
Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan
ajaran agamanya.
1.2
Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi
antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai
hasil budaya pada zaman pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam.
2.2 Meneladani sikap dan tindakan
cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam
mengatasi masalah sosial dan lingkungannya.
2.3 Berlaku jujur dan
bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
3.2
Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman
praaksara.
4.2
Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan
masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan.
Indikator
3.2.1.Menganalisis corak kehidupan masyarakat
Praaksara.
TUJUAN
1.
Setelah mempelajari LKS ini peserta didik diharapkan
mampu memahami materi tentang corak kehidupan masyarakat pada zaman Praaksara
secara lebih mendalam dengan tugas-tugas yang diberikan.
INFORMASI:
PETA KONSEP
KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA
A. Mengenal Api
Berdasarkan data arkeologi, penemuan api kira-kira
terjadi pada 400.000 tahun yang lalu, pada periode manusia Homo erectus.
Tahukah kamu manfaat api pada masa Praaksara? Di samping untuk menghangatkan
diri dari cuaca dingin, dengan api kehidupan menjadi lebih bervariasi dan
berbagai kemajuan akan dicapai. Di samping itu penemuan api juga memperkenalkan
manusia pada teknologi memasak makanan, yaitu memasak dengan cara membakar dan
menggunakan bumbu dengan ramuan tertentu. Manusia juga menggunakan api sebagai
senjata. Api pada saat itu digunakan manusia untuk menghalau binatang buas yang
menyerangnya. Api dapat juga dijadikan sumber penerangan. Melalui pembakaran
pula manusia dapat menaklukkan alam, seperti membuka lahan untuk garapan dengan
cara membakar hutan. Kebiasaan bertani dengan menebang lalu bakar (slash and
burn) adalah kebiasaan kuno yang tetap berkembang sampai sekarang.
Pada awalnya pembuatan api dilakukan dengan
cara membenturkan dan menggosokkan benda halus yang mudah terbakar dengan benda
padat lain. Sebuah batu yang keras, misalnya batu api, jika dibenturkan ke
batuan keras lainnya akan menghasilkan
percikan api. Percikan tersebut kemudian ditangkap dengan dedaunan
kering, lumut atau material lain yang kering hingga menimbulkan api. Pembuatan
api juga dapat dilakukan dengan menggosok suatu benda terhadap benda lainnya,
baik secara berputar, berulang, atau bolak-balik. Sepotong kayu keras misalnya,
jika digosokkan pada kayu lainnya akan menghasilkan panas karena gesekan itu
kemudian menimbulkan api.
B.
Dari Berburu
Sampai Bercocok Tanam
Manusia zaman praaksaraa diperkirakan mula-mula
hidup dengan cara berburu dan meramu. Hidup mereka umumnya masih tergantung
pada alam. Untuk mempertahankan hidupnya mereka menerapkan pola hidup nomaden
atau berpindah-pindah tergantung dari bahan makanan yang tersedia.
Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu yang masih sederhana. Hal ini
terutama berkembang pada manusia Meganthropus dan Pithecanthropus.
Tempat-tempat yang dituju oleh komunitas itu umumnya lingkungan dekat sungai,
danau, atau sumber air lainnya termasuk di daerah pantai. Mereka beristirahat
misalnya di bawah pohon besar. Mereka juga membuat atap dan sekat tempat
istirahat itu dari daun-daunan. Masa manusia purba berburu dan meramu itu
sering disebut dengan masa food gathering. Mereka hanya mengumpulkan dan
menyeleksi makanan karena belum dapat mengusahakan jenis tanaman untuk
dijadikan bahan makanan. Dalam perkembangannya mulai ada sekelompok manusia
purba yang bertempat tinggal sementara, misalnya di gua-gua, atau di tepi
pantai.
Peralihan Zaman Mesolitikum ke Neolitikum
menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menuju food
producing dengan Homo sapien sebagai pendukungnya. Mereka
tidak hanya mengumpulkan makanan tetapi mencoba memproduksi
makanan dengan menanam. Kegiatan bercocok tanam dilakukan ketika
mereka sudah mulai bertempat tinggal, walaupun masih bersifat sementara. Mereka
melihat biji-bijian sisa makanan yang tumbuh di tanah setelah tersiram air
hujan. Pelajaran inilah yang kemudian mendorong manusia purba untuk melakukan
bercocok tanam. Apa yang mereka lakukan di sekitar tempat tinggalnya, lama
kelamaan tanah di sekelilingnya habis, dan mengharuskan pindah mencari tempat
yang dapat ditanami. Ada yang membuka hutan dengan menebang pohon-pohon untuk
membuka lahan bercocok tanam. Namun waktu itu juga sudah ada pembukaan lahan
dengan cara membakar hutan.
Kegiatan manusia bercocok tanam terus mengalami
perkembangan. Peralatan pokoknya adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong.
Kemudian berkembang ke alat lain yang lebih baik. Dengan dibukanya lahan dan
tersedianya air yang cukup maka terjadilah persawahan untuk bertani. Hal ini
berkembang karena saat itu, yakni sekitar tahun 2000 – 1500 S.M ketika mulai
terjadi perpindahan orang-orang dari rumpun bangsa Austronesia dari Yunnan ke
Kepulauan Indonesia. Begitu juga kegiatan beternak juga mengalami perkembangan.
Seiring kedatangan orang-orang dari Yunnan yang kemudian dikenal sebagai nenek
moyang kita itu, maka kegiatan pelayaran dan perdagangan mulai dikenal. Dalam
waktu singkat kegiatan perdagangan dengan sistem barter mulai berkembang.
Kegiatan bertani juga semakin berkembang karena mereka sudah mulai bertempat
tinggal menetap.
C.
Sistem
Kepercayaan
Nenek moyang kita mengenal kepercayaan
kehidupan setelah mati. Mereka percaya pada kekuatan lain yang maha kuat di
luar dirinya. Mereka selalu menjaga diri agar setelah mati tetap dihormati.
Perwujudan kepercayaannya dituangkan dalam berbagai bentuk diantaranya karya
seni. Satu di antaranya berfungsi sebagai bekal untuk orang yang meninggal.
Tentu kamu masih ingat tentang perhiasan yang digunakan sebagai bekal kubur.
Seiring dengan bekal kubur ini, maka pada zaman purba manusia mengenal
penguburan mayat. Pada saat inilah manusia mengenal sistem kepercayaan.
Sebelum meninggal manusia menyiapkan dirinya
dengan membuat berbagai bekal kubur, dan juga tempat penguburan yang
menghasilkan karya seni cukup bagus pada masa sekarang. Untuk itulah kita
mengenal dolmen, sarkofagus, menhir dan lain sebagainya.
Dalam tradisi penguburan, jenazah orang yang
telah meninggal dibekali berbagai benda dan peralatan kebutuhan sehari-hari,
misalnya barang-barang perhiasan, periuk dan lain-lain yang dikubur bersama
mayatnya. Hal ini dimaksudkan agar perjalanan arwah orang yang meninggal
selamat dan terjamin dengan baik. Dalam upacara penguburan ini semakin kaya
orang yang meninggal maka upacaranya juga semakin mewah. Barang-barang berharga
yang ikut dikubur juga semakin banyak. Selain upacara-upacara penguburan, juga
ada upacara-upacara pesta untuk mendirikan bangunan suci. Mereka percaya manusia
yang meninggal akan mendapatkan kebahagiaan jika mayatnya ditempatkan pada
susunan batu-batu besar, misalnya pada peti batu atau sarkofagus. Batu-batu
besar ini menjadi lambang perlindungan bagi manusia yang berbudi luhur juga
memberi peringatan bahwa kebaikan kehidupan di akhirat hanya akan dapat dicapai
sesuai dengan perbuatan baik selama hidup di dunia. Hal ini sangat tergantung
pada kegiatan upacara kematian yang pernah dilakukan untuk menghormati
leluhurnya. Oleh karena itu, upacara kematian merupakan manifestasi dari rasa
bakti dan hormat seseorang terhadap leluhurnya yang telah meninggal.
Sistem
kepercayaan masyarakat praaksara yang demikian itu telah melahirkan tradisi
megalitik (zaman megalitikum = zaman batu besar). Mereka mendirikan bangunan
batu-batu besar seperti menhir, dolmen, punden berundak, dan sarkofagus. Sistem
kepercayaan dan tradisi batu besar seperti dijelaskan di atas, telah mendorong
berkembangnya kepercayaan animisme. Kepercayaan animisme merupakan sebuah
sistem kepercayaan yang memuja roh nenek moyang. Di samping animisme, muncul
juga kepercayaan dinamisme. Menurut kepercayaan dinamisme ada benda-benda
tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib,
sehingga benda itu sangat dihormati dan dikeramatkan.
TUGAS
Uji
Pemahaman Materi
Jawablah
pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Bagaimana
kehidupan manusia pada masa Praaksara?
2. Jelaskan
manfaat api bagi manusia masa Praaksara?
3. Bagaimana
cara manusia Praaksara membuat api?
4. Jelaskan
bagaimana pada masa berburu sampai bercocok tanam terjadi sebuah revolusi.
Revolusi yang bagaimanakah yang dimaksud?
5. Bagaimana
sistem kepercayaan manusia pada masa Praaksara?
LEMBAR JAWABAN
1.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Tugas
2
Proyek
Membuat laporan tentang
bagaimana corak kehidupan manusia pada masa Praaksara dan bagaimana penciptaan
api pada masa tersebut!
LANGKAH
KERJA:
1. Bentuklah
kelompok dengan teman sekelasmu masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
2. Masing-masing
kelompok mengamati dan menulusuri informasi tentang corak kehidupan manusia
Praaksara yang masih tetap berlangsung hingga masa kini!
3. Selanjutnya
imajinasikan bagaimana kehidupan manusia pada masa Praaksara. Perbandingkan
antara masa kini dengan masa Praaksara, lihat pula adakah persamaanya?
4. Selain
itu setiap kelompok juga wajib mempraktekan bagaimana penemuan api pada masa
Praaksara? Serta manfaat api bagi
manusia Praaksara, perbandingkan dengan masa sekarang?
5. Sajikan
hasil pengamatan dalam bentuk laporan kelompok.
6. Lengkapilah
hasil pengamatan dengan gambar.
7. Setelah
itu diskusikan dengan kelompokmu dan saling bertukar pendapatlah.
8. Buatlah
simpulan singkat tentang materi yang telah disampaikan.
9. Waktu
untuk mengerjakan tugas ini adalah selama tiga minggu, terhitung sejak tugas diberikan.
Lembar Simpulan:
|
No
|
Soal
|
Jawaban
|
|
1
|
Kehidupan manusia pada masa Praaksara
|
|
|
2
|
Proses penemuan api pada masa praaksara
|
|
|
3
|
Manfaat api bagi manusia Praaksara
|
|
PENILAIAN:
1.
Penilaian Pemahaman Materi
|
Paraf Guru
|
Paraf
Orang Tua
|
Nilai
|
|
|
|
|
2.
Penilaian Sikap
SKALA SIKAP
·
Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom skala
sikap berikut ini.
|
No.
|
Pernyataan
|
Sikap
|
Alasan
|
|||
|
S
|
AS
|
KS
|
TS
|
|||
|
1.
|
Corak kehidupan manusia praaksara ada yang masih
dilakukan masyarakat pada masa sekarang di era modern ini. Kehidupan manusia
praaksara merupakan suatu kehidupan yang luhur dan agung.
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Sistem kepercayaan masyarakat Praaksara sudah meyakini
adanya kehidupan setelah mati. Namun mereka justru menuangkanya dalam bentuk
memuja batu dan benda tertentu. masyarakat praaksara merupakan masyarakat
yang tertinggal dan tidak dapat berfikir rasional.
|
|
|
|
|
|
3.
Bandingkan dengan jawaban teman-temanmu. Diskusikan
apabila ada perbedaan jawaban untuk pernyataan tertentu.
Keterangan
S
= Setuju AS= Agak Setuju KS= Kurang Setuju TS= Tidak Setuju
|
Paraf
|
|
|
Orang
Tua
|
Guru
|
|
|
|
4. LAPORAN
DIRI
|
Saya
baik dalam :
|
|
Saya
perlu meningkatkan diri dalam :
|
|
1.
..................................................
..................................................
2.
..................................................
..................................................
3.
..................................................
..................................................
|
|
1.
..................................................
..................................................
2.
..................................................
..................................................
3.
..................................................
..................................................
|
Penilaian Proyek
|
Nilai Total
|
Catatan
|
Paraf
|
||||
|
Kualitatif
|
Kuantitatif
|
Orang Tua
|
Guru
|
Orang Tua
|
Guru
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA:
Magdalena Affian, Nana Nurliana Soeyono,
Sudarini Suhartono. 2007. Sejarah untuk
SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Esis.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Buku Siswa Sejarah
Indonesia Kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. 2013. Buku Guru Sejarah
Indonesia Kelas X. Jakarta : Politeknik Negeri Media Kreatif.
Achadiati. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Paeni, M. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta:PT
Rajagrafindo Persada
Ramdhani, A. 2013. Zaman Logam, (Online), (http://cyberblueinformation.blogspot.com/2013/06/zaman-logam.html), diakses 28
September 2013.
Soejono, R.P(Ed.dkk).1984.Zaman prasejarah Indonesia.Sejarah Nasional Indonesia I.Jakarta:Balai
Pustaka.
Soekadijo, R. G. 1958. Prasedjarah. Solo: “Tiga”.
Soekmono. 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Yayasan
Kasinus.
Soetjipto. 1995,
sejarah Kebudayaan Indonesia. Malang:
IKIP Malang.
Suprapta, B.
1991. Ikhtisar Prasejarah Indonesia. Malang:IKIP
Malang.
Tarunasena, M.
2009. Sejarah. Jakarta:Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 2009.
Tim wacana
nusantara. 2010. Bejana Perunggu: Sebuah
Peninggalan Kebudayaan Masyarakat Perundagian, (Online), (http://wacananusantara.org/bejana-perunggu-sebuah-peninggalan-kebudayaan-masyarakat-perundagian/), diakases 28
September 2013.
Tirtarahardja, U & La
Sulo, S.L. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suaka peninggalan sejarah dan
purbakala jawa timur. 2006. Kumpulan
artikel arkeologi peraturan kepurbakalaan dan laporan pameran kepirbakalaan. Malang:Fakultas
Sastra Universitas Negeri Malang.
