Monday, April 20, 2015



 Nama Penyusun:
Aini Aminatul Faizah (130731615682)
Miftakhul Khassanah (130731615748)


MEMAHAMI CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA ZAMAN PRAAKSARA
Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngawen
Mata pelajaran
Sejarah Indonesia
Kelas/Semester
X/1
Materi Pokok
Indonesia Zaman Praaksara: awal kehidupan Manusia Indonesia.
Sub Materi
Kehidupan Masyarakat pada zaman Praaksara.
Alokasi Waktu
2 x 45 menit (90 menit)

PETUNJUK BELAJAR/PETUNJUK KHUSUS
a.Baca dengan cermat seluruh materi sebelum anda mengerjakan tugas
b.Kerjakan setiap tugas sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan
c.Baca pula buku yang menunjang untuk mengerjakan tugas ini sebagai rujukan dalam melakukan analisis.
d.Konsultasikan atau diskusikan kepada guru jika menemui permasalahan atau kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami materi.
f. Konfirmasikan hasil analisis dalam kelas.
g. Mintalah kelompok lain untuk memberi masukan kepada tugas kelompok kalian.


KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar
1.1   Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.
1.2   Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.1 Menunjukkan sikap  tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam.
2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya.
2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
3.2   Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara.
4.2   Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan.

Indikator
3.2.1.Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara.
TUJUAN
1.      Setelah mempelajari LKS ini peserta didik diharapkan mampu memahami materi tentang corak kehidupan masyarakat pada zaman Praaksara secara lebih mendalam dengan tugas-tugas yang diberikan.

INFORMASI:
PETA KONSEP

 
 
   
KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA
A.    Mengenal Api
Berdasarkan data arkeologi, penemuan api kira-kira terjadi pada 400.000 tahun yang lalu, pada periode manusia Homo erectus. Tahukah kamu manfaat api pada masa Praaksara? Di samping untuk menghangatkan diri dari cuaca dingin, dengan api kehidupan menjadi lebih bervariasi dan berbagai kemajuan akan dicapai. Di samping itu penemuan api juga memperkenalkan manusia pada teknologi memasak makanan, yaitu memasak dengan cara membakar dan menggunakan bumbu dengan ramuan tertentu. Manusia juga menggunakan api sebagai senjata. Api pada saat itu digunakan manusia untuk menghalau binatang buas yang menyerangnya. Api dapat juga dijadikan sumber penerangan. Melalui pembakaran pula manusia dapat menaklukkan alam, seperti membuka lahan untuk garapan dengan cara membakar hutan. Kebiasaan bertani dengan menebang lalu bakar (slash and burn) adalah kebiasaan kuno yang tetap berkembang sampai sekarang.
Pada awalnya pembuatan api dilakukan dengan cara membenturkan dan menggosokkan benda halus yang mudah terbakar dengan benda padat lain. Sebuah batu yang keras, misalnya batu api, jika dibenturkan ke batuan keras lainnya akan menghasilkan
percikan api. Percikan tersebut kemudian ditangkap dengan dedaunan kering, lumut atau material lain yang kering hingga menimbulkan api. Pembuatan api juga dapat dilakukan dengan menggosok suatu benda terhadap benda lainnya, baik secara berputar, berulang, atau bolak-balik. Sepotong kayu keras misalnya, jika digosokkan pada kayu lainnya akan menghasilkan panas karena gesekan itu kemudian menimbulkan api.
B.     Dari Berburu Sampai Bercocok Tanam
Manusia zaman praaksaraa diperkirakan mula-mula hidup dengan cara berburu dan meramu. Hidup mereka umumnya masih tergantung pada alam. Untuk mempertahankan hidupnya mereka menerapkan pola hidup nomaden atau berpindah-pindah tergantung dari bahan makanan yang tersedia. Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu yang masih sederhana. Hal ini terutama berkembang pada manusia Meganthropus dan Pithecanthropus. Tempat-tempat yang dituju oleh komunitas itu umumnya lingkungan dekat sungai, danau, atau sumber air lainnya termasuk di daerah pantai. Mereka beristirahat misalnya di bawah pohon besar. Mereka juga membuat atap dan sekat tempat istirahat itu dari daun-daunan. Masa manusia purba berburu dan meramu itu sering disebut dengan masa food gathering. Mereka hanya mengumpulkan dan menyeleksi makanan karena belum dapat mengusahakan jenis tanaman untuk dijadikan bahan makanan. Dalam perkembangannya mulai ada sekelompok manusia purba yang bertempat tinggal sementara, misalnya di gua-gua, atau di tepi pantai.
Peralihan Zaman Mesolitikum ke Neolitikum menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menuju food producing dengan Homo sapien sebagai pendukungnya. Mereka tidak hanya mengumpulkan makanan tetapi mencoba memproduksi
makanan dengan menanam. Kegiatan bercocok tanam dilakukan ketika mereka sudah mulai bertempat tinggal, walaupun masih bersifat sementara. Mereka melihat biji-bijian sisa makanan yang tumbuh di tanah setelah tersiram air hujan. Pelajaran inilah yang kemudian mendorong manusia purba untuk melakukan bercocok tanam. Apa yang mereka lakukan di sekitar tempat tinggalnya, lama kelamaan tanah di sekelilingnya habis, dan mengharuskan pindah mencari tempat yang dapat ditanami. Ada yang membuka hutan dengan menebang pohon-pohon untuk membuka lahan bercocok tanam. Namun waktu itu juga sudah ada pembukaan lahan dengan cara membakar hutan.
Kegiatan manusia bercocok tanam terus mengalami perkembangan. Peralatan pokoknya adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Kemudian berkembang ke alat lain yang lebih baik. Dengan dibukanya lahan dan tersedianya air yang cukup maka terjadilah persawahan untuk bertani. Hal ini berkembang karena saat itu, yakni sekitar tahun 2000 – 1500 S.M ketika mulai terjadi perpindahan orang-orang dari rumpun bangsa Austronesia dari Yunnan ke Kepulauan Indonesia. Begitu juga kegiatan beternak juga mengalami perkembangan. Seiring kedatangan orang-orang dari Yunnan yang kemudian dikenal sebagai nenek moyang kita itu, maka kegiatan pelayaran dan perdagangan mulai dikenal. Dalam waktu singkat kegiatan perdagangan dengan sistem barter mulai berkembang. Kegiatan bertani juga semakin berkembang karena mereka sudah mulai bertempat tinggal menetap.






C.     Sistem Kepercayaan
Nenek moyang kita mengenal kepercayaan kehidupan setelah mati. Mereka percaya pada kekuatan lain yang maha kuat di luar dirinya. Mereka selalu menjaga diri agar setelah mati tetap dihormati. Perwujudan kepercayaannya dituangkan dalam berbagai bentuk diantaranya karya seni. Satu di antaranya berfungsi sebagai bekal untuk orang yang meninggal. Tentu kamu masih ingat tentang perhiasan yang digunakan sebagai bekal kubur. Seiring dengan bekal kubur ini, maka pada zaman purba manusia mengenal penguburan mayat. Pada saat inilah manusia mengenal sistem  kepercayaan.
Sebelum meninggal manusia menyiapkan dirinya dengan membuat berbagai bekal kubur, dan juga tempat penguburan yang menghasilkan karya seni cukup bagus pada masa sekarang. Untuk itulah kita mengenal dolmen, sarkofagus, menhir dan lain sebagainya.
Dalam tradisi penguburan, jenazah orang yang telah meninggal dibekali berbagai benda dan peralatan kebutuhan sehari-hari, misalnya barang-barang perhiasan, periuk dan lain-lain yang dikubur bersama mayatnya. Hal ini dimaksudkan agar perjalanan arwah orang yang meninggal selamat dan terjamin dengan baik. Dalam upacara penguburan ini semakin kaya orang yang meninggal maka upacaranya juga semakin mewah. Barang-barang berharga yang ikut dikubur juga semakin banyak. Selain upacara-upacara penguburan, juga ada upacara-upacara pesta untuk mendirikan bangunan suci. Mereka percaya manusia yang meninggal akan mendapatkan kebahagiaan jika mayatnya ditempatkan pada susunan batu-batu besar, misalnya pada peti batu atau sarkofagus. Batu-batu besar ini menjadi lambang perlindungan bagi manusia yang berbudi luhur juga memberi peringatan bahwa kebaikan kehidupan di akhirat hanya akan dapat dicapai sesuai dengan perbuatan baik selama hidup di dunia. Hal ini sangat tergantung pada kegiatan upacara kematian yang pernah dilakukan untuk menghormati leluhurnya. Oleh karena itu, upacara kematian merupakan manifestasi dari rasa bakti dan hormat seseorang terhadap leluhurnya yang telah meninggal. 
Sistem kepercayaan masyarakat praaksara yang demikian itu telah melahirkan tradisi megalitik (zaman megalitikum = zaman batu besar). Mereka mendirikan bangunan batu-batu besar seperti menhir, dolmen, punden berundak, dan sarkofagus. Sistem kepercayaan dan tradisi batu besar seperti dijelaskan di atas, telah mendorong berkembangnya kepercayaan animisme. Kepercayaan animisme merupakan sebuah sistem kepercayaan yang memuja roh nenek moyang. Di samping animisme, muncul juga kepercayaan dinamisme. Menurut kepercayaan dinamisme ada benda-benda tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib,
sehingga benda itu sangat dihormati dan dikeramatkan.




TUGAS
Uji Pemahaman Materi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang benar!
1.      Bagaimana kehidupan manusia pada masa Praaksara?
2.      Jelaskan manfaat api bagi manusia masa Praaksara?
3.      Bagaimana cara manusia Praaksara membuat api?
4.      Jelaskan bagaimana pada masa berburu sampai bercocok tanam terjadi sebuah revolusi. Revolusi yang bagaimanakah yang dimaksud?
5.      Bagaimana sistem kepercayaan manusia pada masa Praaksara?
LEMBAR JAWABAN
1.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________



Tugas 2
Proyek
Membuat laporan tentang bagaimana corak kehidupan manusia pada masa Praaksara dan bagaimana penciptaan api pada masa tersebut!
LANGKAH KERJA:
1.      Bentuklah kelompok dengan teman sekelasmu masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
2.      Masing-masing kelompok mengamati dan menulusuri informasi tentang corak kehidupan manusia Praaksara yang masih tetap berlangsung hingga masa kini!
3.      Selanjutnya imajinasikan bagaimana kehidupan manusia pada masa Praaksara. Perbandingkan antara masa kini dengan masa Praaksara, lihat pula adakah persamaanya?
4.      Selain itu setiap kelompok juga wajib mempraktekan bagaimana penemuan api pada masa Praaksara?  Serta manfaat api bagi manusia Praaksara, perbandingkan dengan masa sekarang?
5.      Sajikan hasil pengamatan dalam bentuk laporan kelompok.
6.      Lengkapilah hasil pengamatan dengan gambar.
7.      Setelah itu diskusikan dengan kelompokmu dan saling bertukar pendapatlah.
8.      Buatlah simpulan singkat tentang materi yang telah disampaikan.
9.      Waktu untuk mengerjakan tugas ini adalah selama tiga minggu, terhitung sejak tugas diberikan.


Lembar Simpulan:

No
Soal
Jawaban
1
Kehidupan manusia pada masa Praaksara










2
Proses penemuan api pada masa praaksara










3
Manfaat api bagi manusia Praaksara













PENILAIAN:
1.      Penilaian Pemahaman Materi
 Paraf Guru
Paraf Orang Tua
Nilai






2.      Penilaian Sikap
SKALA SIKAP
·         Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom skala sikap berikut ini.

No.

Pernyataan
Sikap 

Alasan
S
AS
KS
TS
1.
Corak kehidupan manusia praaksara ada yang masih dilakukan masyarakat pada masa sekarang di era modern ini. Kehidupan manusia praaksara merupakan suatu kehidupan yang luhur dan agung.





2.
Sistem kepercayaan masyarakat Praaksara sudah meyakini adanya kehidupan setelah mati. Namun mereka justru menuangkanya dalam bentuk memuja batu dan benda tertentu. masyarakat praaksara merupakan masyarakat yang tertinggal dan tidak dapat berfikir rasional.





3.      Bandingkan dengan jawaban teman-temanmu. Diskusikan apabila ada perbedaan jawaban untuk pernyataan tertentu.
Keterangan
S = Setuju       AS= Agak Setuju        KS= Kurang Setuju    TS= Tidak Setuju
Paraf
Orang Tua
Guru






4.      LAPORAN  DIRI
Saya baik dalam :

Saya perlu meningkatkan diri dalam :
1.  ..................................................
     ..................................................
2.  ..................................................
     ..................................................
3.  ..................................................
     ..................................................

1.  ..................................................
     ..................................................
2.  ..................................................
     ..................................................
3.  ..................................................
     ..................................................

Penilaian Proyek
Nilai Total
Catatan
Paraf
Kualitatif
Kuantitatif
Orang Tua
Guru
Orang Tua
Guru






















DAFTAR PUSTAKA:
Magdalena Affian, Nana Nurliana Soeyono, Sudarini Suhartono. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Esis.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Buku Siswa Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Buku Guru Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta : Politeknik Negeri Media Kreatif.
Achadiati. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Paeni, M. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada

Ramdhani, A. 2013. Zaman Logam, (Online), (http://cyberblueinformation.blogspot.com/2013/06/zaman-logam.html), diakses 28 September 2013.
Soejono, R.P(Ed.dkk).1984.Zaman prasejarah Indonesia.Sejarah Nasional Indonesia I.Jakarta:Balai Pustaka.
Soekadijo, R. G. 1958. Prasedjarah. Solo: “Tiga”.
Soekmono. 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Kasinus. 
Soetjipto. 1995, sejarah Kebudayaan Indonesia. Malang: IKIP Malang.
Suprapta, B. 1991. Ikhtisar Prasejarah Indonesia. Malang:IKIP Malang.

Tarunasena, M. 2009. Sejarah. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 2009.

Tim wacana nusantara. 2010. Bejana Perunggu: Sebuah Peninggalan Kebudayaan Masyarakat Perundagian, (Online), (http://wacananusantara.org/bejana-perunggu-sebuah-peninggalan-kebudayaan-masyarakat-perundagian/), diakases 28 September 2013.

Tirtarahardja, U & La Sulo, S.L. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suaka peninggalan sejarah dan purbakala jawa timur. 2006. Kumpulan artikel arkeologi peraturan kepurbakalaan dan laporan pameran kepirbakalaan. Malang:Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.